Kepada
Yth, Sdri, R A
Di Tempat
Dengan Hormat.
Berikut ini jawaban dari kami dari pertannyaan Sdri... dan maaf jika terdapat uraiyan yang kurang lengkap dalam jawaban kami, semoga bermangfaat, salam.
Infeksi
Human papilloma virus
(HPV) 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70% kasus kanker serviks di dunia. Perjalanan dari
infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks memakan waktu yang cukup lama, yaitu
sekitar 10 hingga 20 tahun. Namun proses penginfeksian ini seringkali tidak
disadari oleh para penderita, karena proses HPV kemudian menjadi pra-kanker
sebagian besar berlangsung tanpa gejala
Gejala
Kanker leher rahim pada
stadium awal tidak menunjukkan gejala yang khas, bahkan bisa tanpa gejala. Pada
stadium lanjut sering memberikan gejala : perdarahan post coitus,
keputihan abnormal, perdarahan sesudah mati haid (menopause) serta keluar
cairan abnormal (kekuning-kuningan, berbau dan bercampur darah).
Faktor Resiko
Faktor Alamiah
Faktor alamiah adalah
faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita tidak
berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker
serviks adalah usia diatas 40 tahun. Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi
risikonya terkena kanker serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya
proses penuaan. Akan tetapi kita bisa melakukan upaya-upaya lainnya untuk
mencegah meningkatnya risiko kanker serviks. Tidak seperti kanker pada umumnya,
faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks. Ini
tidak berarti Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa
aman dari ancaman kanker serviks. Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda
terhadap kanker
Faktor Kebersihan
Keputihan yang
dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam keputihan, yaitu yang
normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila lendir berwarna bening,
tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut
tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal. Segeralah
berkonsultasi dengan dokter Anda bila Anda mengalami keputihan yang tidak
normal.
Penyakit Menular
Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual. PMS yang cukup sering dijumpai antara lain sifilis, gonore, herpes
simpleks, HIV-AIDS, kutil kelamin, dan virus HPV.
Pemakaian pembalut yang
mengandung bahan dioksin. Dioksin merupakan bahan pemutih yang digunakan untuk
memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas, misalnya krayon,
kardus, dan lain-lain.
Membasuh kemaluan dengan
air yang tidak bersih, misalnya di toilet-toilet umum yang tidak terawat. Air
yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman-kuman.
Faktor Pilihan
Faktor ketiga adalah
faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa Anda tentukan sendiri, diantaranya
berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda. Berganti-ganti partner
seks. Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit
kelamin, termasuk virus HPV. Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat
dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks.
Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi
trauma pada serviks. Tidak melakukan Pap Smear secara rutin. Pap Smear
merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks.
Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat
diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik.
Pencegahan
Pencegahan terhadap
kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian
vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat
adanya program deteksi dini melalui pap smear. Vaksin HPV akan
diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan
sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari penelitian
yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada
remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25
tahun.
Jenis Pencegahan
Pencegahan primer,
yaitu usaha untuk mengurangi atau menghilangkan kontak dengan karsinogen untuk
mencegah inisiasi dan promosi pada proses karsinogen.
Pencegahan sekunder,
termasuk skrining dan deteksi dini untuk menemukan kasus-kasus dini sehingga
kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan.
Pencegahan tertier,
merupakan pengobatan untuk mencegah komplikasi klinik dan kematian awal.
By.Puskesmat.com
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar dengan positif